SinjaiTindak.com –
Proyek peningkatan jalan di Dusun Mangngottong, Desa Saukang, Kecamatan Sinjai Timur, kembali memantik tanda tanya besar. Belum tuntas dikerjakan, papan informasi proyek yang sebelumnya terpasang di sebuah pohon mendadak hilang , setelah proyek ini menjadi sorotan publik.
Hilangnya papan informasi, sebagai
dokumen visual yang wajib tersedia pada setiap proyek,
Hal
ini menambah dugaan ,ada upaya mengaburkan informasi terkait nilai anggaran, sumber dana, hingga pelaksana kegiatan.
Namun hingga kini ,belum dapat dipastikan apakah papan tersebut sengaja dicopot atau diambil pihak tidak dikenal. Namun hilangnya papan proyek pada hari Sabtu 6/12/2025,justru memperkuat kecurigaan bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres dalam pelaksanaan proyek ini.
Di beritakan sebelumnya: Proyek senilai dari Rp 1 miliar itu , ramai dikritik oleh warga lantaran dinilai dikerjakan tanpa perencanaan matang serta jauh dari standar konstruksi yang berlaku.
Dari Pantauan di lapangan di temukan sejumlah kejanggalan, mulai dari tidak adanya drainase, rawannya tebing jalan tanpa talud pengaman, hingga keberadaan pohon-pohon jati besar yang dibiarkan berdiri di bahu jalan.
Hal ini dinilai sebagai kesalahan teknis fatal. Pada proyek jalan seperti hotmix, drainase merupakan sistem utama untuk memastikan air tidak menggerus pinggiran aspal.
Karena Tanpa saluran pembuangan yang memadai, aspal cepat retak, tergenang, dan rusak, meski usia proyek belum mencapai hitungan bulan.
Terlihat pohon kayu jati besar masih dibiarkan berdiri rapat di sisi jalan, seolah pengerjaan dilakukan tanpa analisis teknis mendalam. Padahal Akar pohon berpotensi merusak jalan,
Seharusnya pihak terkait mengkaji lebih jauh asas serta daya tahan pembangunan,di mana Pendapatan daerah terbatas. Jadi seharusnya setiap rupiah yang di anggarkan dipertanggungjawabkan.
Proyek ini tidak boleh di kerjakan asal asalan, ujar salah seorang warga, Rabu (3/11/2025).
Kerusakan Dini Sudah Terlihat Meski Proyek Belum Tuntas,
Hasil pemantauan terbaru menunjukkan sejumlah sisi aspal mulai tergerus air. Padahal pekerjaan belum rampung sepenuhnya. Kondisi ini memperkuat dugaan publik bahwa proyek dikerjakan tanpa mengikuti standar teknis yang benar.
Beberapa sumber internal menilai proyek tersebut seperti “dikerjakan setengah hati”, terlebih setelah diketahui bahwa pembangunan drainase ternyata tidak termasuk dalam paket pekerjaan.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Sinjai, Badri Hatta, membenarkan hal tersebut.
"Pekerjaan drainase tidak masuk dalam paket ini,” ujarnya singkat.
Pernyataan itu semakin memicu pertanyaan publik.,
mengapa proyek peningkatan jalan dengan nilai miliaran rupiah tidak disertai sistem drainase, padahal hal tersebut merupakan komponen vital?
"Publik Mendesak Evaluasi dan Pemeriksaan APH
Seiring munculnya berbagai kejanggalan,mulai dari kualitas pekerjaan, indikasi kerusakan dini, hingga hilangnya papan proyek.,
warga mendorong Aparat Penegak Hukum (APH) dan lembaga pengawasan lainnya untuk turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh.dan membantu PUPR cari Papan Proyek yang hilang di lokasi proyek
Masyarakat menilai transparansi semakin kabur dan akuntabilitas penyelenggaraan proyek ini patut dipertanyakan. Mereka meminta pihak pelaksana maupun rekanan bertanggung jawab penuh agar anggaran miliaran rupiah yang berasal dari uang rakyat tidak terbuang sia-sia.
Hilangnya papan proyek justru menambah daftar catatan gelap. Pertanyaan besar kini menggantung di tengah masyarakat:
“Jika semuanya benar dan sesuai prosedur, mengapa papan informasinya justru ‘menghilang’ sebelum proyek selesai?”
M.S.M