SinjaiTindak.com-
Penerapan Sistem pelayanan di Kantor Bank Negara Indonesia (BNI) Unit Sinjai menuai sorotan. Seorang siswa SMA Negeri 2 Sinjai Selatan , inisial F, yang hendak mengurus penerbitan buku rekening, program Indonesia pintar (PIP)mengaku kecewa karena telah datang lebih awal, namun justru dilayani setelah nasabah yang datang belakangan.
“Saya sudah datang pagi-pagi saat masih sepi. Tapi ketika pelayanan dimulai, yang datang setelah saya, malah lebih dulu dilayani, ungkapnya,
Kejadian tersebut bukan pertama kali di alaminya. Pada hari sebelumnya, siswa tersebut bahkan tidak memperoleh pelayanan dan di arahkan untuk pulang saja dengan alasan kuota telah penuh. Pihak bank menyebut adanya pembatasan maksimal 10 pelajar per sekolah.
Saat mempertanyakan mekanisme pelayanan, petugas BNI menjelaskan bahwa pelayanan pelajar tidak menggunakan sistem nomor antrean, melainkan pengumpulan berkas per sekolah. Namun, sistem ini dinilai membuka ruang ketidakpastian dan ketidakadilan, karena tidak ada acuan waktu kedatangan yang jelas.
Penjelasan petugas juga dinilai tidak solutif dan terkesan mengabaikan substansi keluhan siswa.
Kepala Unit BNI Sinjai, Adnan, membenarkan kebijakan tanpa nomor antrean tersebut.
" pembatasan dilakukan karena BNI juga melayani nasabah reguler. Meski demikian, ia menegaskan seluruh berkas yang telah diterima tetap diproses hingga selesai.ungkapnya Selasa 23/12/2025
Sorotan publik pun menguat. Sejumlah warga menilai absennya sistem antrean yang transparan berpotensi menimbulkan kebingungan dan rasa ketidakadilan, khususnya bagi pelajar yang telah datang lebih awal.
Orang tua siswa mendesak pihak BNI segera mengevaluasi sistem pelayanan agar lebih tertib, transparan, dan berkeadilan, sehingga tidak merugikan nasabah, terutama kalangan pelajar.
Penulis: M.S. Mattoreang