-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Gedung Budaya Pagerageung Gelar Workshop Biantara Basa Sunda

Kamis, 17 Februari 2022, Kamis, Februari 17, 2022 WIB Last Updated 2022-02-17T10:33:02Z


Tasikmalaya,tindakmedia.com-
Dalam rangka memperingati Bahasa Ibu (Mieling Poe Basa Indung 2022), sekaligus dalam rangka menjaga dan melestarikan Basa dan Budaya Sunda, tokoh Sastra Sunda yang juga Budayawan Sunda, Drs.Taufik Faturohman bersama Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya, beserta MGMPBS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Basa Sunda) menggelar Workshop Biantara Basa Sunda untuk Kepala SMP, SD, dan Kepala Desa, di Gedung Budaya Pagerageung, Kamis (
17/2/22).


Hadir sebagai narasumber dalam Workshop itu tokoh Sastra Sunda, Tatang Sumarsono, dan Dede Kosasih dari Universitas Pendidikan Nasional, Bandung, juga Budayawan Sunda lainnya.


Dengan Tema,"Basa Sunda teu hese hayu urang pake dina paguneman sapopoe," Menurut Adika, M.Pd selaku panitia penyelenggara dari kegiatan Workshop Basa Sunda ini, Basa Sunda sebagai bahasa ibu nya orang Sunda harus dijaga dan dilestarikan dengan cara digunakan dalam percakapan sehari hari. Tentu nya dengan tata cara basa Sunda yang baik dan benar.


Bahasa Sunda yang menjadi konsumsi bahasa sehari hari orang Sunda, dipandang enteng, tapi saat dipakai dalam basa Sunda secara baik dan benar, tak sedikit banyak yang salah kaprah dalam penerapannya. Terutama dalam pidato Biantara Basa Sunda.


H.Taufik Faturohman yang akrab disapa Kang Abing, pada acara itu memanggil para peserta Workshop ke podium untuk dites berbicara dalam basa Sunda, namun ternyata setelah disimak oleh Kang Abing, ternyata masih banyak kata kata yang tidak tepat untuk diucapkan. Padahal diantara para peserta banyak yang berpendidikan cukup tinggi. Apalagi mereka sebagai figur publik yang sering berbicara dimuka umum.


Benar sekali istilah dalam basa Sunda ''Leungit Basana Leungit Bangsana'', artinya jika orang Sunda sudah tidak bangga dan peduli dengan Basa Sunda, maka tunggu kehancurannya. Bayangkan bagaimana jika orang Sunda kehilangan jatidiri nya sebagai pribumi urang Sunda. Lahir sebagai orang Sunda, tapi besar dan hidup sebagai orang asing, ahirnya basa dan budaya Sunda akan menjadi cerita lama yang ada di Musium.


Sekarang kita prihatin jika melihat perkembangan Basa Sunda, terutama dikalangan anak muda yang lebih bangga dengan bahasa asing, apalagi seiring dengan gaya hidup dan masuknya budaya barat yang tak bisa dibendung. Hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari hari di Kota kota di wilayah Jawa Barat.


Semoga dengan berdirinya Gedung Budaya Pagerageung  yang getol menggelar acara acara Budaya Sunda, eksistensi Basa Sunda tetap terjaga, bahkan bisa membangunkan kesadaran untuk berbicara basa Sunda secara baik dan benar, dan bangga sebagai Urang Sunda*** DAD/ESUD/RGL

Komentar

Tampilkan

  • Gedung Budaya Pagerageung Gelar Workshop Biantara Basa Sunda
  • 0

Terkini